Rabu, 08 Januari 2014

STRATEGI MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN NELAYAN MELALUI MODERNISASI PERIKANAN DI PUGER



STRATEGI MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN NELAYAN MELALUI MODERNISASI PERIKANAN DI PUGER

Oleh: Solik Wahyuni 

ABSTRAK

Melaut merupakan kegiatan mencari ikan yang dilakukan oleh para nelayan  untuk bertahan hidup. Karena melaut tidak hanya sebagai tuntutan ekonomi semata tetapi juga sebagai tuntutan sosial, karena kegiatan pencarian ikan dilakukan bersama- sama. Nelayan dan laut tidak dapat dipisahkan. Namun dibalik itu Kondisi nelayan sekarang ini masih berada dibawah garis kemiskinan disamping potensi laut yang melimpah. Ini karena adanya kekeliuran dalam pembangunan masyarakat pesisir yang tidak tepat pada apa yang sebenarnya di butuhkan para nelayan untuk meningkatkan pendapatannya. Karena ketika melakukan proses produksi yang dibutuhkan para nelayan ini bukanlah perlengkapan berupa makanan maupun kebutuhan lainnya melainkan alat tangkap  dan perahu yang memadai untuk membantu  produksi mereka melalui modernisasi perikanan. Karena hal inilah penulis ingin mengetahui strategi meningkatkan kesejahteraan melalui Modernisasi perikanan di Puger. Hal ini berkaitan dengan masalah dan potensi yang ada di  masyarakat pesisir Puger dalam upaya yang dilakukan untuk meningkatkan pendapatan nelayan. penulis mengambil acuan dari teori McClelland tentang motivasi untuk meningkatkan n-Ach demi terciptanya peningkatan sektor ekonomi  dalam suatu masyarakat. dari pengamatan yang telah dilakukan melalui sumber berita dan beberapa literatur di peroleh hasil bahwa pembangunan kesejahteraan masyarakat Puger melalui modernisasi perikanan dapat dilakukan dengan melihat hal yang lain seperti kemungkinan adanya distorsi dari modernitas yang akan menambah masalah dalam masyarakat Puger itu sendiri. maka dari itu untuk mengembangkan penggunaan alat tangkap modern serta perahu bermotor harus mempertimbangkan faktor manusia juga pada kontrol terhadapnya dan lebih memfokuskan pada aspek pemerataan.


BAB 1.PENDAHULUAN
1.2  Latar Belakang
            Sekarang ini masalah kemiskinan nelayan tetap menjadi masalah krusial yang menjadi dasar dalam gejala- gejala sosial dalam kehidupan dunia sosial. Masalah masalah yang hadir dalam ranah sosial paling banyak dilandasi oleh masalah yang berputar pada sektor ekonomi, masalah keterbelakangan dan merujuk pada keterbelakangan masyarakat nelayan dalam hal sumber daya manusia yang rendah tingkat kesehatan yang rendah jumlah kelahiran yang banyak dan masih banyaknya angka buta huruf. Sedangkan disisi kita melihat bahwa negara Indonesia sebagai negara maritim dengan laut yang luas dan seisinya seperti ikan meliputi mutiara, kerapu, kakap, baronang, bandeng, nila, lobster, kepiting, rajungan, teripang, abalone, dan ikan hias, rumput laut dan sumber daya laut yang melimpah. Bahkan negara ini dapat dikatakan sebagai negara yang memiliki sumber daya alam laut terkaya. Panjang pantai 81.000 km ,Jumlah pulau 17.508 seta uas laut 2/3 wilayah Indonesia Namun anehnya masyarakat pesisir masih hidup di bawah garis kemiskinan, mereka berjuang keras untuk memenuh kebutuhan dasar yang meliputi sandang, pangan dan papan. Itupun juga masih belum cukup apalagi untuk mencukupi kebutuhan yang lain seperti kesehatan, pendidikan, rekreasi dan lain-lain.
            Melihat kondisi yang demikian ini, adanya potensi laut yang berlimpah tidak menjamin kesejahteraan nelayan, karena sumber daya laut yang melimpah serasa tidak ada ketika para nelayan kita tidak mampu untuk memanfaatkannya secara optimal. Maka melihat kondisi yang demikian perlu dianalisis secara mendalam mengenai sebab mengapa kemiskinan nelayan masih tetap terjadi disamping berlimpahnya sumber daya alam. Patut di cari tahu sebenarnya yang perlu di benahi dengan adanya masalah ini. Mengentaskan masalah kemiskinan tidaklah mudah terutama untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan melalui peningkatan pendapatan atau kita ukur kesejahteraan itu dengan menggunakan ukuran pendapatan per-kapita per tahun,maka diperlukan pembangunan dalam upaya mencapai kesejahteraan masyarakat nelayan melalui jalan terobosan yang memungkinkan nelayan dapat memanfaatkan sumber daya laut secara optimal dan dapat meningkatkan pendapatan mereka.
            Dalam upaya melakukan pembangunan masyarakat nelayan yang kondisinya seperti yang telah dijelaskan diatas maka dalam hal ini perlu dilakukan pembangunan yang berkaitan dengan sektor ini dengan pemberian subsidi, perbaikan alat tangkap maupun perbaikan dalam sumber daya manusianya. Dengan strategi yang akan di kembangkan di upayakan pada bagaimana nelayan dapat meningkatkan pendapatan dengan penggunaan alat tangkap yang lebih canggih dan lebih efisien. Hal ini akan sangat membantu meningkatkan pendapatan nelayan dengan memanfaatkan sumber daya laut secara efektif dan efisien. Namun harus tetap mendapat kontrol yang ketat supaya adanya modernisasi perikanan ini tidak berimbas pada hal- hal yang negatif.
1.2 Rumusan Masalah.
            Masalah  kemiskinan pada masyarakat pesisir perlu adanya penanganan yang serius dan perlu adanya program pembangunan yang mengarah pada masalah tersebut, dalam hal ini penulis mengajukan masalah
A.    Bagaimana pembangunan masyarakat pesisir yang dilakukan melalui modernisasi perikanan di Puger?
B.     Bagaimana modernisasi perikanan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir?
C.     Apa hal- hal yang menjadi masalah atau hambatan dalam melakukan modernisasi perikanan?




BAB 2 PEMBAHASAN
Melihat kondisi saat ini yang berkaitan dengan potensi dan masalah dalam masyarakat pesisir, tidak dapat membuat kita tertutup mata, bagaimana nelayan dapat memenuhi kebutuhan sehari- harinya. Karena pada dasarnya mengapa nelayan miskin bukan di sebabkan karena miskin atau pengangguran seperti yang ada di kota- kota besar, melainkan karena hasil kerja melaut mereka yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari- hari jadi inti permasalahan bukan terletak pada etos kerja nelayan yang buruk melainkan, Cara mereka dalam menggali potensi yang belum tepat dalam menggunakannya dan pendayagunaannya. Misi dalam modernisasi perikanan meningkatkan mutu dari  sistem perikanan yang mengarah pada modernisasi alat tangkap baik yang digunakan untuk penangkapan ikan di laut yang menggunakan perahu maupun untuk perikanan tangkap yang menggunakan jaring. Selain itu modernisasi perikanan akan di arahkan bagaimana mengolah hasil tangkapan sendiri jika sekarang ini masih banyak nelayan yang menjual hasil tangkapan ikannya dalam bentuk mentah langsung diekspor maka dengan adanya alat yang lebih canggih dan perbaruan alat nelayan akan dapat mengolah sendiri hasil tangkapan ikan dalam berbagai bentuk yang dapat menambah daya jual dari ikan tersebut.
Modernisasi perikanan yang berorientasi dengan perbaikan alat tang nelayan melalui perahu motor yang lebih saat menghemat biaya pembelian solar setidaknya dapat mengurangi biaya dalam proses pengoperasian perahu saat kegiatan penangkapan. dengan mulai dikembangkannya perahu nelayan seperti minitrawl, jaring porsen,dan jenis alat tangkap modern lainnya akan dapat meningkatkan produktivitas perikanan. Berbeda ketika mereka masih menggunakan alat tradisional seperti penggunaan jaring payang (nelayan muncar) jaring Slerek ( nelayan Situbondo). Namun dengan adanya modernisasi perikanan yang tidak seimbang akan menimbulkan maslah- masalah yang besar seperti kemiskinan karena akan ada jenjang antara mereka yang menggunakan alat tangkap dan mereka yang masih menggunakan tradisional. Selain itu masalah yang lain timbul terkait dengan pengadaan alat tangkap adalah konflik karena nelayan yang menggunakan alat modern akan menindas nelayan yang. Kemudian dengan adanya modernisasi perikanan akan memungkinkan adanya eksploitasi terhadap sumber daya laut. Karena naluri manusia adalah cenderung menginginkan hal yang lebih. Karena sifat yang eksploitatif akan merusak ekosistem laut namun itu semua tidak terjadi jika dilakukan secara tepat.
Strategi Pembangunan Melalui Modernisasi Perikanan
            Dalam upaya  pembangunan masyarakat pesisir untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya dapat dilakukan dengan beberapa cara, namun untuk melkaukan strategi pembangunan setidaknya kita harus mengetahui bagaimana  pembangunan yang dapat meningkatkan taraf hidup mereka, mengetahui kondisi di lapangan apa yang dibutuhkan mereka sebenarnya. Karena proses pembangunan yang tidak diimbang dengan kebutuhan yang sebenarnya maka tidak akan menimbulkan perubahan yang berarti bagi masyarakat. Oleh karena pembangunan harus disesuaikan dengan kondisi masyarakat dan yang sebenarnya dibutuhkan oleh masyarakat. modernisasi perikanan pada peningkatan penggunakan alat tangkap modern untuk meningkatkan pendapatan nelayan. Misal banyak program pemberdayaan bagi masyarakat nelayan sebagian besar mereka memberi nelayan makan dan pakaian untuk kebutuhan hidup sehari- hari. Sebenarnya masyarakat nelayan tidak membutuhkan barang- barang tersebut yang  hanya terbuang sia- sia karena pada dasarnya perilaku nelayan adalah konsumtif. Para nelayan suka membelanjakan uangnya ketika mereka punya banyak uang, sehingga mereka akan sulit untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari- hari ketika tidak masa ikan karena mereka tidak punya tabungan. Uang  mereka sudah habis di belanjakan ketika mereka punya uang. Jadi dari sini dapat terlihat apa yang sebenarnya para nelayan ini butuhkan. Dari pada ketika ada program- program pemberdayaan kita membangunkan mereka runah yang bagus, membelikan segala kebutuhan pokok mereka tetapi ini tidak akan mencukupi kebutuhan hidup mereka karena bantuan yang di berikan belum tentu di gunakan sebagaimana mestinya bisa juga di jual untuk membayar hutang- hutangnya atau juga di gunakan untuk membeli beras dan lain lain. Jika akan terus dilakukan seperti ini maka tidak akan membuat nelayan mandiri dan mampu mencukupi kebutuhan hidupnya sendiri secara mandiri. Maka dari itulah melalui modernisasi terhadap alat tangkap senantiasa akan meningkatkan jumlah produktivitas hasil tangkapan.
            Namun hal yang tidak boleh lupa sebelum menerapkan modernisasi perikanan dengan meningkatkan jumlah alat tangkap modern hal pertama anggap perlu di perhatikan adalah membangun faktor manusia yaitu memperbaiki kualitas sumber daya manusia supaya siap untuk menerapkan penggunaan alat yang benar dan sesuai dengan yang diharapkan tidak hanya pada penggunaan alat sebagai upaya untuk meningkatkan jumlah produksi tetapi juga bagaimana pendayagunaannya ketika ada peralatan modern tersebut mampu digunakan cara optimal oleh para nelayan. Walaupun   alat tangkap perikanan yang modern diupayakan mampu meningkatkan jumlah produksi namun faktor manusia merupakan faktor yang paling dominan, bagaimana supaya dengan adanya modernisasi perikanan tidak semakin menyempitkan ruang bagi mereka yang tidak mampu menggunakan teknologi modern. Karena ketika ada modernisasi khususnya pada penggunaan alat tangkap yang lebih modern dengan yang sangat mahal ini hanya dapat dinikmati oleh orang yang memiliki modal besar dan banyak uang dan bagi mereka kelas bawah yang tidak memiliki banyak uang tetap menggunakan peralatan modern dan semakin sempit areanya karena terdesak oleh mereka yang menggunakan peralatan modern. Maka yang terjadi adalah munculah penindasan baru dengan adanya alat tangkap modern ini.
Mereka  yang mampu membeli akan semakin kaya dan jumlah produksinya besar dan tidak kuat untuk membeli alat tangkap modern yang mahal akhirnya mereka tetap menggunakan alat tangkap tradisional dengan hasil melaut yang semakin sedikit karena sudah terkuras oleh alat- alat modern yang umumnya menggunakan perahu- perahu besar.
Dan yang terjadi kemudian adalah kemiskinan pada masyarakat nelayan yang semakin meningkatkan karena akibat dari modernisasi perikanan yang menghasilkan alat- alat modern yang mahal dan hanya mampu dibeli oleh mereka yang memiliki uang yang cukup. Maka dari itulah bagaimana penerapan pembangunan adalah yang disesuaikan dengan kondisi masyarakatnya. Disisi lain yang kaitannya dengan faktor manusia adalah ketika mereka tidak siap dengan adanya modernisasi perikanan maka pengadaan alat tangkap modern juga tidak akan berjalan secara efektif dan efisien bahkan akan dapat salah sasaran.
            Ketika masyarakat pesisir menerima adanya pengadaan alat tangkap seperti jaring porsen karena sumber daya manusia yang rendah mereka tidak mengetahui bagaimana cara menggunakannya maka dirasa akan percuma maka dari itu membangun faktor manusia di rasa penting dalam menerapkan modernisasi perikanan bagi para nelayan. Jadi harus ada dorongan yang tinggi untu berprestasi supaya dapat menggunakan teknologi modern dengan optimal. Hal ini senada dengan apa yang dikatakan oleh  David McClelland tentang n- Ach atau dorongan untuk berprestasi . McClelland mengatakan bahwa jika dalam sebuah masyarakat ada banyak orang yang mamiliki n-Ach yang tinggi, dapat diharapkan masyarakat tersebut akan menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi. seperti penelitian yang telah dilakukannya tentang pada para nakhoda yang telah membuat karya melalui sebuah puasi dan pidato ataupun  nyanyian yang menyuarakan bentuk bentuk optimisme dan adanya semangat n-Ach. Jika  dikaitkan dengan kondisi masyarakat nelayan saat ini berkaitan dengan bagaimana nelayan memiliki motivasi dan dorongan yang kuat untuk meningkatkan ekonominya dan berani mengambil langkah untuk mengawalinya. Termasuk ketika terdapat pembangunan melalui modernisasi perikanan ini ketika para nelayan ini memiliki motivasi yang tinggi hal ini akan sangat cepat untuk merambah dan berkembang dalam dimensi kehidupan nelayan nelayan di Indonesia.
Namun kita tidak dapat menelan mentah apa yang dikatakan oleh McClelland bhwa semakin tingginya n-Ach akan mendorong pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Karena apakah kesimpulan tersebut dapat diterapkan dalam konteks Indonesia khususnya pada masyarakat pesisir di Indonesia seprti Puger, Muncar, Pasirian dan sebaginya. Karena n-Ach tidak dapat ditularkan begitu saja tetapi bagaimana prasarana yang dibutuhkan juga tersedia sehingga dapat memicu masyarakat untuk beker keras. Misalkan saja dalam kehidupan masyarakat pesisir Puger ketika adanya salah satu nelayan yang memiliki motivasi tinggi untuk meningkatkan pertumbunhan ekonominya namun yang permasalahan sekarang ini adalah masyarakat modern yang cenderung menjadi masyarakat satu dimensi atau masyarakat yang menjadi berlomba- lomba untuk mendapatkan uang. Dan hal seperti inilah yang sebenarnya menjadi sumber dari gagalnya modernisasi dan hanya dapat dinikmati oleh komunitas tertentu. Namun dengan adanya modernisasi yang juga memberdayakan faktor Sanusi untuk dorongan ekonomi moral dan etika. Bagiamana para nelayan puger nantinya tidak masuk dalam masalah yang sama seperti yang telah terjadi sebelumnya  pada masa pemerintahan Soeharto atau lebih tepatnya pada zaman OrdeBaru
Prediksi Mengenai Hasil Dari  Adanya Modernisasi Perikanan
            Melalui strategi pembangunan dengan memfokuskan pada penggunaan alat tangkap modern baik dalam alat tangkap berupa jaring maupun alat tangkap yang berupa perahu bermotor akan meningkat hasil produksi perikanan. Termasuk juga dalam perikanan darat seperti budi daya udang. Didaerah puger dengan usaha tambak udang seluas 500 ribu hektare dengan produktivitas rata-rata dua ton per hektare per tahun, akan menghasilkan satu juta ton udang dan devisa 6 miliar dolar AS per tahun –setara dengan total devisa dari seluruh ekspor tekstil. Tenaga kerja yang terserap sekitar 3 juta orang. Akan membawa dampak yang signifikan dalam perekonmian masyarakat nelayan. Namun hal ini harus tetap diiringi oleh kontrol pemerintah supaya ada batasan bagi para nelayan dalam menggunakan alat- alat dan pembangunan secara merata bagi ekonomi  para  nelayan.      Peralihan ini juga tidak dapat dilakukan secara cepat nemun secara perlahan              
         Description: pancing2.jpg                        Description: 2009413Nelayan.jpg                                         
Semakin banyaknya nelayan yang menggunakan perahu bermotor dalam kegiatan melaut akan dapat merubah bagaimana adaptasi nelayan tersebut bagaimana masyarakat nelayan tidak lagi melihat kegiatan melaut sebagai alat untuk memehnuhi kebutuhan subsiten tetapi juga bagaimana dapat menyimpan uang untuk kebutuha n pendidikn, rekreasi dan kesehatan dengan adanya moderinasi perikanan di prediksi akan membawa dampak dalam sektor ekonomi nelayan yang berkaitan dengan.
a.       Peningkatan Produksi Perikanan
Dengan adanya pembangunan dalam masyarakat pesisir, melalui modernisasi perikanan pada penggunaan alat-alat perikanan tangkap maupun perikanan darat. Seperti penggunaan perahu bermotor yang lebih dapat menampung hasil tangkapan yang lebih banyak dengan kualitas produksi yang lebih baik. potensi dalam sumber daya laut yang biasanya hanya di berskala lokal kini berubah menjadi berorientasi ada kebutuhan pasar. dengan peningkatan hasil produksi perikanan secara tidak langsung akan memberikan daya tawar bagi para investor yang masuk. ketika hasil produksi perikan akan semakin mempererat hubungan kerja sama antar sesama nelayan. Maka dalam aspek ini modernisasi tidak hanya pada dimensi ekonomi tetapi juga moral serta etika.
b.      Peningkatan pendapatan nelayan.
Peningkatan pendapat nelayan ini juga tidak terlepas dari meningkatnya jumlah produksi perikanan. Namun ketika di bandingkan dengan adanya hukum permintaan dan hukum penawaran yang menyatakan bahwa ketika barang yang tersedia semakin besar maka hara akan semakin turun. Jika hal ini benar terjadi maka tetap saja nelayan akan merugi. Namun jika ini ditangani dengan baik dan dijaga elektabilitasnya maka yang terjadi adalah semakin meningkatnya pendapatan nelayan sehingga tidak akan terjadi lagi kemiskinan dalam nelayan.
c.       Tersedia lapangan kerja baru.
Selama masalah modernisasi menjadi problematika karena adanya dampak yang di bawanya termasuk terjadinya kesenjangan ekonomi dan potensi konflik. Namun hal ini tidak dapat sepenuhnya karena adanya modernisasi dalam penggunaan alat tangkap maupun penggunaan perahu bermotor. Ini berkaitan dengan mental para nelayan. Sebenarnya jika modernisasi ini dinilai dan dijalankan sebagaimana mestinya akan mudah berkembang pesat dapat mengurangi para nelayan yang tidak bekerja melaut yakni dengan membuat perahu dan mengolah hasil pasca penangkapan.
Masalah Dan  Hambatan Dalam  Menjalankan Modernisasi Perikanan Di Puger
            Penilaian positif pada makna laut lebih pada aspek ekonomis dan sosial. Tingginya persentase penilaian positif makna budaya yang menunjukan bahwa nelayan masih menempatkan laut sebagai kerangka kepentingan sosial dan budaya mereka yang tidak kalah penting dengan kepentingan ekonomis. Jadi ketika adanya penolakan terhadap modernisasi dalam upaya pembangunan masyarakat pesisir, kemudian mereka lebih menekankan pembangunan itu pada subsidi pada kebutuhan pokok dalam masyarakat. Ini dapat dikatakan sebagai pemahaman yang keliru. Karena pemberian subsidi terhadap proses produksi perikanan itu hanya bersifat sementara dan semakin membuat para nelayan terlalu dimanjakan serta para nelayan tidak bisa mandiri sedangkan ketika pembangunan ini diarahkan dalam penggunaan alat tangkap yang digunakan nelayan lebih produktif ini akan memiliki dampak yang jangka panjang dan berkelanjutan.
            Namun yang menjadi masalah sekarang ini adalah karena adanya beberapa faktor naik itu karena teknis, kebijakan, hukum , kelembagaan ekonomi dan politik.
Dari aspek teknis meliputi
A.    Hasil tangkapan nelayan per perahu atau per nelayan masih rendah; produktivitas budidaya ikan tambak masih sangat rendah ( 0,96 ton/orang th.1996; 0, 92 ton/orang th. 1997) (Ditjen Perikanan Deptan).
B.     Kemampuan memasarkan produksi perikakanan masih lemah
C.      Harga faktor produksi perikanan masih mahal dan fluktuatif.
Dari aspek kebijakan meliputi
A.    Belum ada kebijakan yang membatasi jumlah penangkapam ikan di kawasan perairan (laut) tertentu.
B.     Belum ada tata ruang yang mengakomodasi lahan usaha budidaya perikanan sebagai kawasan khusus yang bebas dari konversi dan bahaya pencemaran; dan pengaturan penjarangan (spasing) usaha budi daya perikanan di suatu kawasan.
C.     Belum ada kebijakan tentang kredit murah dan lunak untuk usaha perikanan tangkap, budi daya dan industri pengolahan.
Dari aspek hukum dan kelembagaan meliputi
A.    Implementasi dan penegakan hukum (law inforcement) di bidang perikanan masih lemah; sanksi hukum bagi perusak lingkungan belum bisa menimbulkan efek jera.
B.     Belum ada kelembagaan yang dapat menangani kompleksitas dan kerumitan masalah perikanan; dan birokrasi perijinan yang panjang.



KESIMPULAN
            Seperti yang telah menjadi bahasan umum mengenai kondisi masyarakat pesisir Puger masih belum dapat dikatakan mampu mengolah potensi sumber daya laut yang ada. Pada dasarnya modernisasi memang dirancang untuk menjadikan masyarakat dapat hidup menjadi lebih baik. Modernisasi dengan kemajuan dibidang teknologi yang ada pada masyarakat nelayan tentu diharapkan akan bisa membuat nelayan menjadi lebih baik. Meski modernitas yang saat ini dibangun masih banyak distorsi yang seolah-olah menganggap bila modernisasi tersebut banyak membawa keburukan, misalnya modernisasi dituduh telah menciptakan polarisasi atau jurang pemisah antar orang kaya dan orang miskin. Sebenarnya itu semua bukanlah tujuan dari proyek modernitas yang dibangun saat ini. Modernitas yang demikian itulah yang dinamakan sebagai modernitas yang terdistorsi, yakni modernitas ala kapitalisme yang terlegitimasi lewat campur tangan negara.
            Dalam dunia kemaritiman, modernisasi tentu tidak ditujukan demikian. Modernisasi ditujukan untuk membuat kehidupan nelayan bisa menjadi lebih baik. Jika dahulu ketika nelayan yang masih tradisional menggunakan alat-alat yang masih sederhana dalam mencari ikan, saat ini nelayan dapat menggunakan alat modern dalam menangkap ikan. Sehingga, mereka tidak terlalu sulit lagi dalam mencari ikan. Namun demikian, pendidikan pada masyarakat untuk menjadi bijak dalam menggunakan alat-alat modern haruslah dilakukan. Alat-alat modern yang mereka gunakan bukan diperuntukkan untuk menghabiskan atau merusak habitat ikan. Namun alat-alat tersebut digunakan untuk mempermudah mereka dalam mencari ikan. Penggunaan yang bijak pada alat tersebutlah yang harus mereka pahami agar dunia maritim yang mengalami modernisasi dapat terus berjalan dengan baik.


 



DAFTAR PUSTAKA

Buku:
Kusnadi.2002.Konflik Sosial Nelayan: Kemiskinan Dan Perebutan Sumber Daya     Perikanan. Yogyakarta: LKiS Yogyakarta
Satria, Arif.2002. Pengantar Sosiologi Masyarakat Pesisir.Jakarta:PT PUSTAKA CIDESINDO.
Kusnadi.2003.Membela Nelayan.Yogyakarta : Graha Ilmu.
Purwanto, Hery. 2007.Strategi Hidup Masyarakat Nelayan.Yogyakarta: LKiS Yogyakarta
Kusnadi.2000.Perempuan Pesisir.Yogyakarta: LKiSYogyakarta
Internet:


           

           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar